Jumat, 24 Januari 2014

Daftar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di luar negeri 2013


ASIA TENGGARA

Brunei Darussalam:     
1. Kedutaan Besar RI Bandar Seri Begawan
H. E. Mr. Handriyo Kusumo Priyo
Myanmar:
1. Kedutaan Besar RI Yangon
H. E. Mr. Sebastianus Sumarsono
Singapura:
1. Kedutaan Besar RI Singapore
H.E. Mr. Andri Hadi
Kamboja:
1. Kedutaan Besar RI Phnom Penh
H.E. Mr. Soehardjono Sastromihardjo
Filipina: 
1. Kedutaan Besar RI Manila
H.E. Mr. Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo
Laos:
1. Kedutaan Besar RI Vientiane
H. E. Mr. Kria Fahmi Pasaribu, S.H
Thailand:
1. Kedutaan Besar RI Bangkok
H.E. Mr. Lutfi Rauf
Malaysia:
1. Kedutaan Besar RI Kualalumpur
Herman Prayitno
Vietnam:
1. Kedutaan Besar RI Hanoi
H. E. Mr. Mayerfas

ASIA PASIFIK

REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK:
1. Kedutaan Besar RI Tiongkok
H. E. Imron Cotan




Jepang:
1. Kedutaan Besar RI Tokyo
H.E. Mr. Muhammad Lutfi
Korea Utara:
1. Kedutaan Besar RI Pyongyang
H.E. Mr. Nasri Gustaman, S.H.
Korea Selatan:
1. Kedutaan Besar RI Seoul
H. E. Mr. Nicholas Tandi Dammen

AUSTRALIA

1. Kedutaan Besar RI Canberra
H. E. Mr. Primo Alui Julianto
Selandia Baru:
1. Kedutaan Besar RI Wellington
H.E. Mr. Drs. A. Agus Sriyono

AMERIKA

Amerika Serikat:
1. Kedutaan Besar RI di WASHINGTON DC
H. E. Mr. Dr. Dino Patti Djalal, M.A.

KANADA:
1. Kedutaan Besar RI di OTTAWA
H.E. Dienne Hardianti Moehario

EROPA

Belanda:
1. Kedutaan Besar RI di Belanda
H.E. Mrs. Retno L.P. Marsudi
Jerman:
1. Kedutaan Besar RI di Jerman
H.E. Mr. Eddy Pratomo
Belgia:
1. Keduataan Besar RI di Belgia
H.E. Mr. Arif Havas Oegroseno, S.H., LL.M.
Swiss:
1. Kedutaan Besar RI di Swiss
H.E. Djoko Susil
TIMUR TENGAH
Aljazair:
1. Kedutaan Besar RI Alger
H.E. Mr. H. Ahmad Ni’am Salim
Kuwait:
1. Kedutaan Besar RI Kuwait
H. E. Mr. Ferry Adamhar, S.H., LL.M
Lebanon:
1. Kedutaan Besar RI Beirut
H. E. Mr. Drs. Dimas Samodra Rum, M.B.A
Libya:
1. Kedutaan Besar RI Tripoli
Kuasa Usaha a.i: Mr. Jopkie Kurniawan
Maroko:
1. Kedutaan Besar RI Rabat
H. E. Mr. Tosari Widjaja
Mesir:
1. Kedutaan Besar RI Cairo
H.E. Mr. Komisaris Jendral Polisi (Purn) Nurfaizi
Persatuan Emirat Arab:
1. Kedutaan Besar RI Abu Dhabi
H.E. Mr. Salman Al Farisi
Qatar:
1. Kedutaan Besar RI Doha
H. E. Mr. Deddy Saiful Hadi Saudi Arabia:
1. Kedutaan Besar RI Riyadh
H.E. Mr.Drs. Gatot Abdullah Mansyur Sirnagalih
Syria:
1. Kedutaan Besar RI Damaskus
 H.E. Mr. Drs. Wahib
Tunisia:
1. Kedutaan Besar RI Tunis
H. E. Mr. Mohammad Ibnu Said
Yaman:
1. Kedutaan Besar RI Sana’a
H.E. Nurul Aulia
Yordania:
1. Kedutaan Besar RI Amman
H. E. Mr. Zainulbahar Noor
Lebanon:
1. Kedutaan Besar RI Beirut
H. E. Mr. Drs. Dimas Samodra Rum, M.B.A

Afrika

Afrika Selatan:
1. Kedutaan Besar RI Pretoria
H.E. Mr. Sjahril Sabaruddin
Ethiopia
1. Kedutaan Besar RI Addis Ababa
H. E. Mr. Ramli Sa’ud, S.H., LL. M
Sudan
1. Kedutaan Besar RI Khartoum
H.E. Mr. Dr. Sujatmiko, M.A.
Kenya
1. Kedutaan Besar RI Nairobi
H.E. Mr. Sunu M. Soemarno
Madagaskar
1. Kedutaan Besar RI Antananarivo
Kuasa Usaha Tetap: Mr. Artanto Salmoen Wargadinata
Nambia
1. Kedutaan Besar RI Windhoek
H.E. Mr. Agustinus Sumartono
Nigeria
1. Kedutaan Besar RI Abuja
H.E. Mr. Sudirman Haseng, S.E., M. Si
Senegal
1. Kedutaan Besar RI Dakar
H. E. Mr. Andradjati
Tanzania
1. Kedutaan Besar RI Dar Es Salaam
H. E. Mr. H.Yudhistiranto Sugandi
Zimbabwe
1. Kedutaan Besar RI Harare
H. E. Mr. Eddy Poerwana Wangsadihardja

http://sitiismapusy.blogspot.com/2013/02/daftar-nama-kedutaan-besar-republik.html

Selasa, 21 Januari 2014

In memoria Haul mbah Muchsin dan Khataman Qiroati serta Peletakan Batu tahap 2


Dokumentasi Haul tahun 29 Desember 2013










































Jumat, 17 Januari 2014

Sekolah Melawan Kemiskinan

Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, mewacanakan program pemberantasan kemiskinan untuk dimasukkan dalam ranah pendidikan. Setiap sekolah wajib memiliki program peduli masyarakat miskin. Salah satu bentuk kegiatan itu adalah kewajiban sekolah agar mengajak para murid untuk mengunjungi kediaman warga yang kurang mampu (Solopos, 4 Januari 2014). Wacana ini mengemuka sebagai salah satu bentuk implementasi program Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) yang dibentuk beberapa waktu lalu. Jika wacana ini terlaksana, Kabupaten Sragen mungkin akan menjadi satu-satunya daerah yang menerapkan sistem pendidikan karakter melalui penanaman jiwa sosial kepada anak sekolah sejak dini.
Program ini dapat dilaksanakan jika bentuk kegiatan dirancang secara sistematis dan logis. Sistematika kegiatan dapat disusun melalui penyusunan program berkelanjutan yang melibatkan dinas pendidikan. Selanjutnya, program itu dideskripsikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata yang langsung bersentuhan dengan program UPTK. Tentu pendeskripsian kegiatan ini harus disesuaikan dengan tingkatan jenjang pendidikan yang kelak dilakukan para murid. Oleh karena itu, program perlu disusun secara logis sehingga benar-benar dapat terwujud secara nyata di lapangan.
Dinas Pendidikan (Dindik) tentu memiliki data konkrit tentang jumlah sekolah. Karena jumlah sekolah di setiap kecamatan tentu berbeda-beda, tentu target program pengentasan kemiskinan perlu dibedakan. Sebagai contoh, sekolah-sekolah “kurus” tentu memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan dana. Karena jumlah guru dan murid di sekolah kurus sangat sedikit, targetnya pun tentu dibatasi. Sebaliknya, sekolah-sekolah dengan kategori “gemuk” perlu diberikan target yang lebih banyak agar tercipta keadilan.
Setelah potensi sekolah berhasil dipetakan, Dindik perlu menyusun program pilihan yang nantinya ditawarkan ke pihak sekolah. Ada dua pilihan yang dapat dijadikan alternatif, yaitu sistem bantuan langsung dan sistem keluarga asuh. Sistem bantuan langsung yaitu sistem pemberian bantuan yang dibayarkan secara tunai berdasarkan kebutuhan keluarga miskin. Bantuan itu dapat berbentuk renovasi rumah, bantuan material bangunan, bantuan modal kerja, bantuan ternak bergulir, atau bantuan uang tunai. Sistem keluarga asuh yaitu sistem pemberian bantuan yang dilakukan secara berkesinambungan. Setiap sekolah diminta untuk memiliki sebuah keluarga miskin yang akan diasuh. Pengasuhan ini tidak hanya dilakukan menurut kebutuhan fisik, tetapi juga pemberian perhatian. Itu berarti bahwa hubungan sekolah dengan keluarga miskin perlu dijalin secara konsisten. Keluarga miskin seakan-akan dijadikan warga sekolah sehingga diperlakukan selayaknya para guru dan para murid.
Masalah akan muncul ketika menentukan keluarga sasaran untuk diberi bantuan. Oleh karena itu, Dindik perlu memberikan indikator-indikator kriteria keluarga miskin. Sebaiknya keluarga miskin yang akan dibantu berasal dari keluarga asal murid yang mengenyam pendidikan di sekolah itu. Jika keluarga sasaran sudah ditentukan, panitia kecil dapat melakukan survei awal untuk mengetahui kondisinya. Dari beberapa keluarga miskin yang diusulkan itu, akhirnya panitia kecil dapat memberikan skala prioritas berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dari tahapan itulah, keluarga miskin yang dijadikan sasaran dipilih secara objektif dan transparan.
Sumber Dana
Program pemberantasan kemiskinan merupakan program yang didominasi kegiatan pembangunan fisik sehingga memerlukan banyak dana. Oleh karena itu, perlu dicari terobosan melalui penggalian dana. Hal ini perlu dilakukan karena sekolah dilarang melakukan pungutan kepada orang tua dan murid sejak diberikannya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA). Beberapa terobosan yang dapat dilakukan pihak sekolah di antaranya adalah menggiatkan infak Jumat, penyisihan hasil usaha sekolah, serta gerakan peduli keluarga miskin.
Gerakan infak Jumat berbentuk mobilisasi infak Rp1000 per murid setiap Jumat. Jika sebuah sekolah memiliki 100 murid, dana yang terhimpun bisa mencapai Rp400.000 per bulan (100×4xRp1000). Selain itu, dana dapat dihimpun pula dari penyisihan hasil usaha sekolah, baik berasal dari usaha koperasi sekolah maupun koperasi simpan-pinjam yang dikelola para guru. Dana dapat dihimpun pula dari gerakan peduli keluarga miskin yang digulirkan secara spontan. Ketika program pengentasan kemiskinan akan dilaksanakan, panitia kecil menyodorkan proposal kegiatan. Berdasarkan estimasi kebutuhan dana, panitia kecil menghimpun dana melalui gerakan sumbangan suka-rela dari semua warga sekolah, yaitu para murid, guru, komite sekolah, orang tua, dan masyarakat.
Program ini sangat bagus dan terpuji jika ditelisik dari tujuan dan dampaknya. Pemahaman kemiskinan kepada para murid tentu akan membekas dalam-dalam di sanubari mereka. Dengan mengunjungi keluarga miskin dan membantunya, para murid akan bersimpati dan berempati. Selanjutnya, mereka akan bersyukur dengan kondisinya, belajar menjadi semakin giat, dan muncul keinginan untuk membantu si miskin. Ini adalah bentuk penanaman karakter secara langsung. Bagi warga miskin, program ini pun memberikan keuntungan karena keluarganya akan terbantu. Lambat tetapi pasti, kondisi fisik dan ekonominya akan berubah menjadi lebih baik karena dibina sekolah. Di sinilah akan terbentuk sinergisitas pelaksanaan program pembangunan pemerintah daerah dengan pembangunan karakter di sekolah. Sebuah gagasan cerdas yang layak dipertimbangkan oleh banyak kepala daerah lainnya **
◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Browser

Copyright 2012 gratis_arif: Januari 2014 Template by Bamz | Publish on Bamz Templates