Home » Archives for 2013
Kamis, 21 November 2013
Kamis, 31 Oktober 2013
CANDI GEDONG SONGO "NEGRI KHAYANGAN" di SEMARANG
Candi Gedong Songo Candi peninggalan budaya Hindu terletak di desa Candi
kecamatan Bandungan kabupaten Semarang Jawa Tengah. Candi Gedong Songo
ini terletak di lereng Gunung Ungaran. Dengan ketinggian 1.200 meter
diatas permukaan laut membuat suhu di Candi Gedong Songo bekisar 19-27
derajat celcius.
Candi Gedong Songo
Sesuai dengan nama nya "Songo" yang berarti sembilan (bahasa Jawa) maka
jumlah dari candi ini 9, namun yang masih berdiri kokok sekitar 6 saja.
Candi ini pertama kali ditemukan oleh Raffles pada tahun 1804.
Candi Gedong Songo ini memiliki pemandangan yang sangat Indah ditambah
dengan cuaca yang sangat sejuk, selain bisa menikmati pemandangan disini
juga kita bisa menikmati objek wisata lain seperti Pemandian Belerang,
Berkuda, Outbond atau ingin bermalam dengan suasana seperti di Filem
Twilight, Villa yang terletak ditengah-tengah hutan Pinus.Untuk mencapai
satu candi ke candi yang lain dibutuhkan waktu 20 menit, dengan keadaan
jalan setapak yang menanjak. Namun lelah ini akan terbayar dengan
setiap pemandangan yang kita dapat.
Dari Semarang menuju Candi Gedong Songo melewati jalan Raya Semarang
Yogyakarta dan sebelum Ambarowo belok ke kanan menuju Bandungan. Jika
dari Yogyakarta menuju Magelang - Temanggung - Ambarowo. Untuk lebih
detail bisa lihat Foto dibawah.
Denah Lokasi
Titik awal Pendakian
Tarif masuk Candi Gedong Songo Rp.5.000,- dan untuk turis asing
Rp.50.000,- . Untuk tarif berkuda Rp.50.000,- sampai ke Puncak untuk
sekali jalan. Dan untuk pemandian air panas Rp10.000,-.
Track di Candi Gedong Songo
Track yang akan kita lalui dapat dibayangkan pada foto diatas dan itulah
pemaindian air hangat Candi Gedong Songo. Jalan setapak ini
menghubungkan dari titik awal pendakian hingga menuju ketinggian 1.200
meter diatas permukaan laut (Puncak Candi), jadi menurut saya sangat
sayang apabila menggunkan jasa Kuda.
Villa Candi Gedong Songo
Bisa dibayangkan ketika sang Mentari pulang ke peraduannya bagaimana suasana di Villa ini, dingin, dan Bintang-bintang sebagai penerang alaminya.
Outbond
Selain itu ada juga kegiatan Outbond dengan tarif Rp.20.000 - 30.000,-.
Uap Blerang
Uap Blerang langsung dari Gunung Ungaran
Di Candi Gedong Songo kita bisa langsung melihat sumber air belerang yang langsung keluar dari celah cela lereng Gunung Unggaran.
Background Sayurmayur
Ketika perjalanan turun tidak habis-habisnya pemandangan menarik yang disuguhkan, kami melihat berbagai macam tanaman palawija dan Bunga Mawar.
http://ranselorange.blogspot.com/2013_01_01_archive.html
UMBUL SIDOMUKTI KOLAM RENANG TERINDAH DI SEMARANG
Mungkin objek wisata Umbul Sidomukti tidak setenar dibandingkan Objek
wisata Lawang Sewu padahal kedua objek wisata ini berada di Semarang
Jawa Tengah.
Umbul Sidomukti berada di desa Sidomukti kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang, dengan ketinggian 1.200 meter diatas permukaan laut membuat
cuaca di Objek wisata Umbul Sidomukti sangat sejuk. Primadona dari Objek
wisata Umbul Sidomukti adalah Fasilitas Kolam Berenang dari sumber mata air alami yang
langsung menghadap ke Pemandangan Alam, sehingga seakan-akan kita
berenang di Negri Khayangan. Lereng gunung ungaran kaya akan mata air pegunungan yang mengalir sepanjang tahun, diantaranya Tuk ngetihan yang airnya menyegarkan jiwa dan raga hingga dipercaya dapat membuat awet muda.
Kolam Berenang Umbul Sidomukti
Untuk menuju Umbul Sidomukti menggunakan kendaraan Pribadi dengan rute seperti foto berikut,
Denah lokasi menuju Umbul Sidomukti
Waktu tempuh dari Kota Semarang sekitar 3-4 jam..? 1 Jam kali..., jadi luangkan waktu
seharian jika ingin mengunjungi Umbul Sidomukti. Selain berenang di
umbul sidomukti juga ada fasilitas Penginapan dan Outbond. Taman
Renang Alam, Outbond Training, Pondok Lesehan, Meeting Room, Paket
Wisata, Adrenalin Games, Camping Ground serta Pondok Wisata. Arena
permainan Flying fox dengan panjang lintasan 110 meter, dengan jarak
ketinggian dari titik terendah lembah sekitar 70 meter. Flying fox ini
menyeberangi lembah, jadi seakan berpindah dari lereng bukit ke bukit di
seberang dengan bergantung pada dua utas tali dan pengaman serta helm.
Villa Umbul Sidomukti
Pondok Wisata Umbuk Sidomukti
Rate untuk Villa dan Pondok wisata Rp.500.000,- (weekday) dan
Rp.600.000,- (weekend) untuk kapasitas 4 orang. Untuk paket Outbond
dimulai dari Rp.110.000,- hingga Rp.120.000,- untuk informasi lebih
lanjut dan reservasi bisa menghubungi (024) 70128686.Jika tidak ingin
bermalam diumbul sidomukti berenang dengan biaya Rp.10.000,- (weekday)
dan Rp.15.000,- (weekend).
Tracking, menyusuri jalan setapak di lereng gunung Ungaran. River up trekking, Deep valley trip, hill walking atau medini track masing-masing mempunyai sensasi dan tantangan yang berbeda. Dari hutan pinus hingga hutan tropis, lembah yang dalam, gigir curam, dan air terjun dicekungannya menjadikan keindahan langka yang belum banyak diketahui. Event kejuaraan nasional (Kejurnas) Seri 2 Djarum 76 Indonesian Downhill di Umbul Sidomukti juga pernah digelar yang diikuti oleh peserta dari berbagai daerah diseluruh indonesia.
Rute untuk menuju Kawasan Wisata Alam Umbul Sidomukti bisa dicapai dari arah Semarang menuju Solo, sampai menemukan pom bensin Lemah abang di sisi kiri jalan, lalu belok kanan menuju ke arah Bandungan. Begitu sampai Pasar Jimbaran, akan ada gang bertuiskan sidomukti di sisi kanan bersebelahan dengan bengkel resmi honda AHAS. Di sepanjang jalan kecil dan menanjak ada beberapa papan petunjuk untuk sampai ke Taman Renang Alam Umbul Sidomukti, Desa Sidomukti, Bandungan, Semarang. Dari pintu gerbang ini jangan terlalu kaget jika menyetir sendiri, karena jalannya cukup sempit hingga mencapai lokasi.
Tracking, menyusuri jalan setapak di lereng gunung Ungaran. River up trekking, Deep valley trip, hill walking atau medini track masing-masing mempunyai sensasi dan tantangan yang berbeda. Dari hutan pinus hingga hutan tropis, lembah yang dalam, gigir curam, dan air terjun dicekungannya menjadikan keindahan langka yang belum banyak diketahui. Event kejuaraan nasional (Kejurnas) Seri 2 Djarum 76 Indonesian Downhill di Umbul Sidomukti juga pernah digelar yang diikuti oleh peserta dari berbagai daerah diseluruh indonesia.
Rute untuk menuju Kawasan Wisata Alam Umbul Sidomukti bisa dicapai dari arah Semarang menuju Solo, sampai menemukan pom bensin Lemah abang di sisi kiri jalan, lalu belok kanan menuju ke arah Bandungan. Begitu sampai Pasar Jimbaran, akan ada gang bertuiskan sidomukti di sisi kanan bersebelahan dengan bengkel resmi honda AHAS. Di sepanjang jalan kecil dan menanjak ada beberapa papan petunjuk untuk sampai ke Taman Renang Alam Umbul Sidomukti, Desa Sidomukti, Bandungan, Semarang. Dari pintu gerbang ini jangan terlalu kaget jika menyetir sendiri, karena jalannya cukup sempit hingga mencapai lokasi.
Spot lainnya yang bisa dikunjungi adalah Pondok Kopi, yang
berjarak 1km dari Kolam Berenang, disini bisa
menikmati pemandangan yang menarik dengan ditemani secangkir kopi hangat
dan pisang bakar.
Tidak jauh dari Pondok Kopi terdapat objek Goa Tirta Murya, hanya dengan
membayar tiket masuk Rp.4.000,- bisa menikmati Goa
Tirta Murya yang didalamnya terdapat mata air dan air terjun dari view
kejauhan.
Pintu Masuj Goa Tirta Murya
http://ranselorange.blogspot.com/2013/01/umbul-sidomukti-kolam-renang-terindah.html
http://www.semarangplus.com/2013/05/wisata-alam-umbul-sidomukti.html
Senin, 30 September 2013
Perbandingan Campuran Beton K
Berikut ini perbandingan bahan dan tenaga untuk membuat beton dengan mutu K sekian
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 7,4 MPa (K 100), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,87
Bahan
Bahan
Bahan
= 0,87
Bahan
Kebutuhan Satuan Indeks
Bahan
Kebutuhan Satuan Indeks
Bahan
Kebutuhan Satuan Indeks
Bahan
Bahan
Bahan
Bahan
Bahan
Bahan
Perbandingan bahan tersebut dapat menghasilkan mutu beton mendekati rencana K sekian menyesuaikan kondisi bahan tenaga dimana beton dibuat.
Sumber: SNI ( standart nasional Indonesia )
http://www.ilmusipil.com/perbandingan-campuran-beton-k
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 7,4 MPa (K 100), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,87
Bahan
- Portland cement 247,000 kg
- PB 869 kg
- KR (maksimum 30 mm) 999 kg
- Air 215 Liter
- Pekerja 1,650 OH
- Tukang batu 0,275 OH
- Kepala tukang 0,028 OH
- Mandor 0,083 OH
Bahan
- Portland Cement 276,000 kg
- PB 828 kg
- kerikil (maksimum 30 mm) kg 1012 KR
- Air 215 Liter
- Pekerja 1,650 OH
- Tukang batu 0,275 OH
- Kepala tukang 0,028 OH
- Mandor 0,083 OH
Bahan
- Portland cement 299,000 kg
- PB 799 kg
- Kerikil (maksimum 30 mm) 1017 kg
- Air 215 Liter
- Pekerja 1,650 OH
- Tukang batu 0,275 OH
- Kepala tukang 0,028 OH
- Mandor 0,083 OH
= 0,87
Bahan
- Portlland cement 230,000 kg
- PB 893 kg
- Bahan KR (maksimum 30 mm) 1027 kg
- Air 200 Liter
- Pekerja 1,200 OH
- Tukang batu OH 0,200 OH
- Kepala tukang 0,020 OH
- Mandor 0,060 OH
Kebutuhan Satuan Indeks
Bahan
- Portland cement 326,000 kg
- PB 760 kg
- KR (maksimum 30 mm) 1029 kg
- Air 215 Liter
- Pekerja OH 1,650 OH
- Tukang batu OH 0,275 OH
- Kepala tukang OH 0,028 OH
- Mandor OH 0,083 OH
Kebutuhan Satuan Indeks
Bahan
- Portland cement 352,000 kg
- PB 731 kg
- KR (maksimum 30 mm) 1031 kg
- Air 215 Liter
- Pekerja 1,650 OH
- Tukang batu 0,275 OH
- Kepala tukang 0,028 OH
- Mandor 0,083 OH
Kebutuhan Satuan Indeks
Bahan
- Portland cement 371,000 kg
- PB 698 kg
- KR (maksimum 30 mm) 1047 kg
- Air 215 Liter
- Pekerja 1,650 OH
- Tukang batu 0,275 OH
- Kepala tukang 0,028 OH
- Mandor o,028 OH
Bahan
- Portland cement 384,000 kg
- PB 692 kg
- KR (maksimum 30 mm) 1039 kg
- Air 215 Liter
- Pekerja 1,650 OH
- Tukang batu 0,275 OH
- Kepala tukang 0,028 OH
- Mandor 0,083 OH
Bahan
- Portland cement 406,000 kg
- PB 684 kg
- Bahan KR (maksimum 30 mm) 1026 kg
- Air 215 Liter
- Pekerja 1,650 OH
- Tukang batu 0,275 OH
- Kepala tukang 0,028 OH
- Mandor 0,083 OH
Bahan
- Portland cement 413,000 kg
- PB 681 kg
- Bahan KR (maksimum 30 mm) 1021 kg
- Air 215 Liter
- Pekerja OH 1,650 OH
- Tukang batu OH 0,275 OH
- Kepala tukang OH 0,028 OH
- Mandor OH 0,083 OH
Bahan
- Portland cement 439,000 kg
- PB 670 kg
- Bahan KR (maksimum 30 mm) 1006 kg
- water 215 Liter
- Pekerja 2,100 OH
- Tukang batu 0,350 OH
- Kepala tukang 0,035 OH
- Mandor 0,105 OH
Bahan
- Portland cement 448,000 kg
- PB 667 kg
- KR (maksimum 30 mm) 1000 kg
- Air 215 Liter
- Pekerja 2,100 OH
- Tukang batu 0,350 OH
- Kepala tukang 0,035 OH
- Mandor 0,105 OH
Perbandingan bahan tersebut dapat menghasilkan mutu beton mendekati rencana K sekian menyesuaikan kondisi bahan tenaga dimana beton dibuat.
Sumber: SNI ( standart nasional Indonesia )
http://www.ilmusipil.com/perbandingan-campuran-beton-k
Minggu, 18 Agustus 2013
Senin, 05 Agustus 2013
CARA MENGETAHUI NOMER HP SENDIRI
MENGETAHUI NOMER HP ANDA KETIKA LUPA :
- TELKOMSEL ( SIMPATI dan AS )
Tekan *808# lalu tekan Yes / Call - XL
*123*22*1*1# Tekan Yes/Call - INDOSAT (Im3 dan Mentari)
*777*8# Tekan Yes / Call - THREE (3)
*998# Tekan Yes / Call - FLEXI, ESIA, StarOne, FREN dan SMART
Pasangkan kartu Simcard di HP Nokia,:
Tekan *3001#kode pengaman# .
Contoh : *3001#12345# - AXIS
Tekan *2# lalu tekan tombol Yes / Call
Sabtu, 27 Juli 2013
Menyingkap kebenaran Kisah Cinta Zulaikha dan Nabi Yusuf as.
lihat juga artikel saya sebelumnya tentang kajian doa akad nikah
(kajian tingkat lanjut tafsir surat Yusuf)
Sudah 10 hari terakhir menelusur kebenaran kisah nabi yusuf.
Benar bahwa ini adalah kisah terbaik yang ada di dalam al qur’an yang
turun untuk menghibur saat Rosululloh sedang mengalami kesedihan.
Tetapi pada prakteknya banyak kisah kisah yang sifatnya “israiliyat” beredar disekitar kita, bahkan di masyarakat Indonesia , selain kisah israiliyat juga berkembang mitos, seperti kalo orang yang hamil pingin anaknya seganteng nabi Yusuf maka sering seringlah baca surat Yusuf. he…he..pasti banyak yang mengangguk angguk ya…
bahkan banyak juga di seputar resepsi pernikahan, sang ustad mendoakan pasangan pengantinnya dengan doa seperti ini
Ibnu Katsier menyebutkan nama Zulaikha, namun beliau juga hanya menggunakan istilah ’qiila’, konon. Namun, beliau juga mengatakan perihal, ”Kebanyakan penafsir dalam hal ini mengambil kitab-kitabnya ahli kitab, fal i’radh ’anhu aula (sedangkan berpaling darinya itu lebih utama). Demikian beliau sebutkan dalam kitabnya Qishash al-Anbiya’, tatkala mengisahkan tentang Nabi Yusuf AS.
(kajian tingkat lanjut tafsir surat Yusuf)
Tetapi pada prakteknya banyak kisah kisah yang sifatnya “israiliyat” beredar disekitar kita, bahkan di masyarakat Indonesia , selain kisah israiliyat juga berkembang mitos, seperti kalo orang yang hamil pingin anaknya seganteng nabi Yusuf maka sering seringlah baca surat Yusuf. he…he..pasti banyak yang mengangguk angguk ya…
bahkan banyak juga di seputar resepsi pernikahan, sang ustad mendoakan pasangan pengantinnya dengan doa seperti ini
اَللَّهُمَّ اَلِّفْ بَيْنَهُمَا بِمَحَبَّتِكَ كَمَا اَلَّفْتَ بَيْنَ آدَمَ وَحَوَّى وَاَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا اَلَّفْتَ بَيْنَ يُوْسُفَ وَزُلَيْخَا
وَمُحَمَّدٍ وَخَدِيْجَةِ اْلكُبْرَى وَأَصْلِحْ جَمْعَهُمَا فِى
الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَهَبْ لَهُمَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَقُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْهُمَا مِنْ عِبَادِكَ النَّافِعِيْنَ عَلَى دِيْنِكَ
وَلِمَصَالِحِ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
“Ya Allah, satukan mereka berdua (pengantin laki-laki dan
perempuan) dengan cinta-Mu, sebagaimana Engkau satukan antara Nabi Adam
dan Hawa. Satukanlah keduanya sebagaimana Engkau satukan Nabi Yusuf dan
Zulaikha, Nabi Muhammad Saw dan Khadijah al-Kubra. Baikkanlah penyatuan
keduanya di dunia dan akhirat, berikanlah rahmat dan ‘penyejuk mata’
kepada keduanya. Jadikanlah keduanya hambam-Mu yang bermanfaat terhadap
agama-Mu dan kemaslahatan orang-orang yang beriman, berkat rahmat-Mu,
wahai Tuhan Yang Maha Penyayang.”
He..he..sampai disini yang sudah mempraktekannya ayo angkat tangan!
ternyata berdoapun harus jeli ya.
Yup.seratus! kita harus jeli ketika kita membaca literatur litarur
teruatama yg berkaitan dengan kisah kisah, spesial buat kisah nabi yusuf
ini kita memang sedari kecil terbiasa mendengar kisah tentang kisah
indah tentang nabi yusuf, di mulai dari segi kegantengan nabi Yusuf yang
di gambarkan keindahannya ibarat sepauh bulan purnama.hingga istri
Qatifar yang agung (al Aziz) yang sebetulnya adalah ibu angkat Nabi
yusuf ini menjebak nabi yusuf, hingga menyebabkan beliau di penjara.
Jika kisahnya hanya sampai di sini sebetulnya hampir tidak ada perbedaan,karena al quranpun menenrangkan hingga sampai di sini.
tetapi jika kemudian di bumbui dengan menikahnya Zulaikha dengan
Nabi Yusuf, apalagi kemudian ada juga yang meriwayatkan bahwa kemudian
Zulaikha menjadi muda kembali, wow…asyik bacanya ya..seru! tapi, kembali
kita harus teliti akan kebenaran Riwayat tersebut.
palagi jika di dalam Alquran tidak disinggung sedikitpun tentang
pernikahan antara Nabi Yusuf dan Zulaikha, bahkan Alquran menggambarkan
bahwa Zulaikha adalah perempuan yang tidak baik, yang mendurhakai
suaminya, serta menggoda Nabi Yusuf untuk melakukan perbuatan mesum.
Pertanyaannya, “Benarkah Nabi Yusuf dan Zulaikha menikah, dan menjadi
pasangan sejati, penuh cinta dan rahmat, serta langgeng ke anak cucu,
sebagaimana yang diceritakan secara turun temurun?” Atau, “Apakah kisah
ini hanya israliyat yang tidak berdasar?”
Agar pemahaman kita menyeluruh, ada baiknya jika kita memahami dahulu apa sebenarnya definisi israiliyat.
Definisi kisah Isra’iliyat
Riwayat isra’iliyat adalah riwayat-riwayat yang berasal
dari Bani Isra’il atau bangsa Yahudi, dari kitab suci mereka, yakni
Taurat, buku-buku penjelasannya, dari Talmud dan penjelasannya,
kisah-kisah, dongeng, kurafat dan kisah yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya. Terkadang, para peneliti mengaitkan
kisah-kisah dan informasi yang berasal dari Nasrani (injil, surat-surat
paulus, dan berbagai buku penjelasannya) termasuk dalam riwayat
isra’iliyat.
Banyak riwayat dari Nabi Saw yang menjelaskan posisi
umat Islam ketika berhadapan dengan riwayat-riwayat isra’iliyat; ada
yang melarang, membolehkan dan tidak melarang sekaligus tidak
membolehkan. Diantara riwayat-riwayat tersebut adalah, Nabi Saw
bersabda:
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً وَحَدِّثُوا عَنْ بَنِي
إِسْرَائِيلَ وَلَا حَرَجَ وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا
فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ.
“Sampaikan dariku walau satu ayat. Ceritakanlah dari
Bani isra’il, dan tidak ada larangan. Siapa berdusta dengan sengaja
terhadapku, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.”
Hadis pembolehan seperti ini banyak diriwayatkan dalam kitab-kitab hadis, diantaranya Shahih al-Bukhari dari Abdullâh bin Amr bin `Âsh, Sunan at-Tirmidzi dari Abdullâh bin Amr bin `Âsh, Sunan ad-Darimi dari Abdullâh bin Amr bin `Âsh, dan Musnad Imam Ahmad dari Abdullâh bin Amr bin `Âsh dan Abû Sa`îd al-Khudri, serta Shahih Ibnu Hibban dari Abdullâh bin Amr bin `Âsh.
Sedangkan hadis yang melarang adalah:
أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكِتَابٍ أَصَابَهُ مِنْ بَعْضِ أَهْلِ
الْكُتُبِ فَقَرَأَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَغَضِبَ فَقَالَ أَمُتَهَوِّكُونَ فِيهَا يَا ابْنَ الْخَطَّابِ وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ
جِئْتُكُمْ بِهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةً لَا تَسْأَلُوهُمْ
عَنْ شَيْءٍ فَيُخْبِرُوكُمْ بِحَقٍّ فَتُكَذِّبُوا بِهِ أَوْ بِبَاطِلٍ
فَتُصَدِّقُوا بِهِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوسَى صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ
يَتَّبِعَنِيِِِِ.
“Umar Ibnu al-Khaththab memberikan satu buku dari Ahli Kitab, lalu
Nabi membacanya dan marah, serta bersabda, “Apakah kamu kagum dengan
buku ini wahai anak al-Khaththab? Demi Tuhan yang diriku berada dalam
genggaman-Nya, sungguh yang aku berikan kepada kamu (Alquran) yang
terang lagi murni. Janganlah kamu bertanya sesuatupun kepada Ahli Kitab,
sehingga mereka mengabarkan kepada kamu yang benar lalu kamu dustai
atau mereka kabarkan yang batil lalu kamu benarkan. Demi diriku yang
berada dalam genggaman-Nya, jika Nabi Musa as hidup sekarang, tidak ada
pilihan baginya kecuali mengikutiku.” (HR. Imam Ahmad dalam al-Musnad).
Hadis yang ketiga adalah hadis yang tidak membolehkan tidak pula melarang periwayatan isra’iliyat. Nabi Saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ
أَهْلُ الْكِتَابِ يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ
وَيُفَسِّرُونَهَا بِالْعَرَبِيَّةِ لِأَهْلِ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُصَدِّقُوا أَهْلَ
الْكِتَابِ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ وَقُولُوا {آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا
أُنْزِلَ إِلَيْنَا} الْآيَةَ.
“Dari Abi Hurairah ra, dia berkata, “Ahlu Kitab membacakan Taurat
dengan bahasa `Ibrani dan menafsirkannya dengan bahasa Arab kepada umat
Islam.” Lalu Nabi Saw bersabda, “Jangan kamu benarkan Ahli Kitab dan
jangan pula kamu dustai. Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah, dan
kepada apa yang diturunkan kepada kami.” (HR. al-Bukhari).
Tiga riwayat di atas seolah bertentangan, namun jika ditelusuri
lebih dalam, sama sekali tidak ada pertentangan di antara tiga riwayat
tersebut.
Hukum Meriwayatkan Israiliyat
Dalam menanggapi tiga riwayat yang seolah bertentangan
di atas, ulama tafsir mengklasifikasikan riwayat-riwayat isra’iliyat
menjadi tiga kelompok.
Pertama, riwayat-riwayat isra’iliyat yang bertentang dengan
Alquran dan sunnah. Riwayat seperti ini haram diriwayatkan jika tidak
menjelaskan kebatilannya. Inilah yang dimaksud dalam larang Nabi pada
hadis Umar bin al-Khaththab di atas. Diantara contoh riwayat seperti ini
adalah kisah Nabi Sulaiman. Pada suatu saat Nabi Sulaiman ingin ke
kamar mandi, dan menitipkan cincinnya kepada salah satu istrinya. Iblis
pun menyerupai Nabi Sulaiman, lalu datang kepada istrinya dan meminta
cincin yang dititipkan oleh Nabi Sulaiman. Istrinya menyangka yang
datang adalah Nabi Sulaiman, dan memberi cincin tersebut. Dengan cincin
itu, Iblis menguasai kerajaan Nabi Sulaiman dan memerintah dengan sesuka
hatinya dan zalim.
Ketika keluar dari kamar mandi, Nabi Sulaiman yang asli
datang kepada istrinya untuk meminta cincin yang telah dititipkannya.
Istrinya mengatakan, “Bukankah cincin tersebut telah kuberikan kepada
Sulaiman!” Nabi Sulaiman yang asli pun terdiam dan hanya bisa pasrah.
Sedangkan Iblis yang menyamar menjadi Sulaiman terus menguasai kerajaan
dengan zalim, sampai pada akhirnya istri Nabi Sulaiman curiga karena
Iblis yang menyamar menjadi Sulaiman tersebut menggauli istrinya dalam
keadaan haidh, sedangkan Nabi Sulaiman yang asli tidak pernah menggauli
istrinya dalam kaeadaan demikian.
Tidak diragukan lagi bahwa kisah ini jelas bertentangan
dengan Alquran dan sunnah, sehingga tidak sedikit pun dari riwayat ini
dapat dijadikan hujjah. Bahkan harus dijauhkan dari kitab-kitab keislaman.
Kedua, riwayat-riwayat isra’iliyat yang sesuai
dengan Alquran dan sunnah. Riwayat seperti ini boleh diriwayatkan,
karena hadis pembolehan dari hadis Nabi di atas, “Ceritakanlah dari Bani isra’il, dan tidak ada larangan.”
Banyak kasus bahwa para sahabat menerima dan membenarkan cerita Ahli
Kitab yang sesuai dengan Alquran atau sunnah, walaupun kebenaran itu
hanya satu dari beberapa kemungkinan penafsiran terhadap ayat Alquran
atau hadis tersebut.
Pada suatu hari, seorang Yahudi datang kepada Ali bin
Abi Thalib, Ali pun bertanya, “Di mana neraka?” Orang Yahudi tersebut
menjawab, “Di laut.” Lalu Ali berkomentar terhadap jawaban tersebut,
“Jawabannya benar, karena Allah berfirman, “Dan apabila lautan
dipanaskan.” (QS. At-Takwir [81]: 6). Ali membenarkan jawaban orang
Yahudi tersebut walaupun hanya satu dari beberapa kemungkinan penafsiran
dari ayat itu.
Ketiga, riwayat isra’iliyat yang tidak
bertentangan dengan ayat Alquran atau sunnah, serta tidak pula sesuai
dengan Alquran dan sunnah. Riwayat seperti ini boleh diriwayatkan,
walaupun tidak menerangkan keisra’iliyatannya. Inilah yang dimaksud dari
hadis nabi:
“Dari Abi Hurairah ra, dia berkata, “Ahlu Kitab membacakan Taurat
dengan bahasa `Ibrani dan menafsirkannya dengan bahasa Arab kepada umat
Islam.” Lalu Nabi Saw bersabda, “Jangan kamu benarkan Ahli Kitab dan
jangan pula kamu dustai. Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah, dan
kepada apa yang diturunkan kepada kami.” (HR. al-Bukhari).
menurut Ustad Muhammad Arifin Jahari seorang ustad
lulusan Tafsir Ilmu alquran dari Al Ahzar Univercity.cairo mesir,
bahwa Alquran tidak menyebutkan nama Zulaikha atau nama yang lain.
Alquran hanya menyebut “istri al-Aziz.” Allah berfirman:
وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَتُ الْعَزِيزِ
تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا إِنَّا
لَنَرَاهَا فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Dan perempuan-perempuan di kota berkata, “Istri
al-Aziz menggoda dan merayu pelayannya untuk menundukkan dirinya,
palayannya benar-benar membuatnya mabuk cinta. Kami pasti memandang dia
dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yusuf [12]: 30).
Muhammad Rasyid Ridha, dalam tafsirnya Tafsir al-Qur’an al-Hakim atau lebih masyhur dengan nama Tafsir al-Manar
menjelaskan bahwa Alquran tidak menyebutkan sama sekali nama istri
al-Aziz bahkan nama al-Aziz itu sendiri. Alquran sama sekali tidak
mementingkan nama tersebut, karena Alquran bukan kitab sejarah. Tujuan
pengkisahan dalam Alquran, bukan untuk mengungkap fakta sejarah, namun
untuk menjadikannya sebagai ibrah, pelajaran, dan hikmah yang dapat
diambil dan diteladani dalam kehidupan. Jadi nama seperti ini tidak
perlu disebutkan.Ibnu Katsier menyebutkan nama Zulaikha, namun beliau juga hanya menggunakan istilah ’qiila’, konon. Namun, beliau juga mengatakan perihal, ”Kebanyakan penafsir dalam hal ini mengambil kitab-kitabnya ahli kitab, fal i’radh ’anhu aula (sedangkan berpaling darinya itu lebih utama). Demikian beliau sebutkan dalam kitabnya Qishash al-Anbiya’, tatkala mengisahkan tentang Nabi Yusuf AS.
Pernikahan Nabi Yusuf dan Zulaikha
Dalam kitab-kitab tafsir banyak yang menceritakan
pernikahan Zulaikha dengan Nabi Yusuf as. Imam ath-Thabari meriwayatkan
dari Muhammad bin Ishaq bahwa ketika Nabi Yusuf keluar dari penjara dan
menawarkan diri menjadi bendaharawan Negara, Firaun pada masa itu
menempatkan Nabi Yusuf di posisi al-Aziz yang membelinya. Al-Aziz pun
dicopot dari kedudukannya. Tak berapa lama kemudian, al-Aziz meningga
dunia, dan Firaun menikahkan Nabi Yusuf dengan mantan istri al-Aziz,
Ra’il. Terjadilah dialog romantis antara Ra’il dan Nabi Yusuf:
“Bukankah kesempatan seperti ini lebih baik dan terhormat
daripada pertemuan kita dahulu ketika engkau menggebu-gebu melampiaskan
hasratmu”. Lalu Ra’il menjawab dengan jawaban diplomatis dan romantis, “Wahai
orang yang terpercaya, janganlah engkau memojokkanku dengan ucapanmu
itu, ketika kita bertemu dulu jujur dan akuilah bahwa di matamu akupun
cantik dan mempesona, hidup mapan dengan gelar kerajaan dan segalanya
aku punya, namun ketika itu aku tersiksa karena suamiku tidak mau
menjamah perempuan manapun termasuk aku, lantas akupun mengakui dengan
sepenuh hatiku akan karunia Allah yang diberikan atas ketampanan dan
keperkasaan dirimu.” Nabi Yusuf mendapatkan bahwa Ra’il masih
perawan. Mereka menikah dan dikaruniai dua orang anak laki laki, Afra’im
(Efraim) dan Misya (Manasye). Imam ath-Thabari dan muhaqqiq tafsirnya tidak menjelaskan keisra’iliyatan riwayat ini.
Kisah yang sama juga diriwayatkan oleh banyak mufassir, diantaranya Imam Fakr ad-Din ar-Razi dalam tafsir Mafatih al-Ghaib, Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya Tafsir al-Qur’an al-`Azhim, Imam az-Zamakhsyari dalam tafsirnya al-Kasysyaf `an Haqa’iq at-Tanzil wa `Uyun al-Aqawil fi Wujuh at-Ta’wil, dll.
Selain kisah di atas, Imam as-Suyuthi meriwayatkan kisah lain dari
Abdullah bin Munabbih, dari ayahnya, yakni ketika Yusuf lewat di sebuah
jalan, mantan istri al-Aziz menampakkan diri sembari berkata, “Segala
puji bagi Allah yang menjadikan penguasa sebagai budak karena maksiat
kepada-Nya, dan menjadikan budak sebagai penguasa karena taat
kepada-Nya.” Yusuf pun mengetahuinya lalu menikahinya, dan Yusuf
mendapatinya mantan istri al-Aziz tersebut perawan karena al-Aziz tidak
mampu menjamah perempuan.Kisah yang mirip juga diriwayatkan oleh Fudhail
bin `Iyadh.
Kisah yang ketiga mengenai nikahnya Nabi Yusuf dengan mantan istri
al-Aziz diceritakan juga oleh Imam as-Sayuthi dari Wahab bin Munabbih,
yakni ketika mantan istri al-Aziz memiliki suatu keperluan, lalu ada
yang mengatakan kepada, “Jika engkau minta bantuan kepada Yusuf pasti
akan dipenuhinya.” Mantan Istri al-Aziz pun minta pendapat kepada
orang-orang, mereka mengatakan, “Jangan engkau lakukan, karena kami
khawatir terhadapmu.” Mantan Istri al-Aziz pun berkomentar, “Saya tidak
takut kepada orang (Yusuf) yang takut kepada Allah.” Dia pun datang
menghadap Yusuf dan berkata, “Segala puji bagi Allah yang menjadikan
hamba sebagai penguasa karena taat kepada-Nya.” Ketika mantan istri
al-Aziz tersebut melihat dirinya, dia berkata, “Segala puji bagi Allah
yang menjadikan penguasa sebagai hamba karena maksiat kepada-Nya.” Yusuf
memenuhi kebutuhan mantan istri al-Aziz, lalu menikahinya dan dia
mendapatinya dalam keadaan perawan. Yusuf pun berkata, “Bukankah
kesempatan ini lebih baik dan terhormat dari pada pertemuan yang lalu?”
Mantan istri al-Aziz pun menjawab, “Ada empat hal yang membuatku
melakukan hal itu: pertama, engkau adalah orang tertampan; kedua, aku adalah orang yang tercantik di masaku; ketiga, aku masih perawan; dan keempat, suamiku adalah orang yang impoten.”
Al-Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya menceritakan kisah yang panjang
mengenai nikahnya Nabi Yusuf dengan mantan istri al-Aziz. Zulaikha’
ditinggal mati suaminya ketika Yusuf masih dalam penjara. Sedangkan
Zulaikha’ senantiasa merindu Nabi Yusuf sampai matanya buta karena
tangisannya. Zulaikha’ pun hidup sengsara, tidak ada yang peduli
dengannya. Setiap kali Nabi Yusuf lewat pada sebuah jalan, Zulaikha’ pun
menantinya. Sampai diusulkan kepadanya untuk mengadukan nasib kepada
Nabi Yusuf. Namun sebagian orang melarangnya karena perbuatan jahatnya
terhadap Yusuf dahulu. Ketika Yusuf lewat, Zulaikha’ mengatakan dengan
suara tinggi, “Maha suci Tuhan yang menjadikan penguasa menjadi budak
karena kemaksiatannya, dan menjadi budak menjadi penguasa karena
ketaatannya.” Yusuf pun mengetahui hal itu, lalu dia memerintahkan untuk
membawa Zulaikha’ ke hadapannya. Setelah bertemu, Zulaikha’ mengadukan
segala penderitaan yang diembannya. Nabi Yusuf menangis mendengarkan
cerita itu, dan bertanya, “Masih tersisakah rasa cintamu terhadapku?
Zulaikha’ pun menjawab, “Demi Allah, melihatmu lebih aku cintai dari
dunia dan seisinya.” Tangisan Yusuf pun menjadi-jadi, sampai dia pulang
ke rumah. Yusuf terus berfikir akan hal ini, hingga dia mengambil
keputusan untuk mengirimkan utusan kepada Zulaikha’ dan berkata, “Jika
engkau janda maukah menikah denganku? Dan jika engkau masih berkeluarga,
aku akan mencukupimu.” Zulaikha’ menjawab, “Aku berlindung kepada
Allah, jika Yusuf memperolokku. Dia tidak menginginkanku ketika aku
masih muda, memiliki harta dan kedudukan. Sekarang, dia mau menikahiku
di saat aku fakir, buta, dan renta.” Nabi Yusuf memerintahkan Zulaikha’
untuk bersiap-siap menghadapi pernikahan. Lalu dia shalat dan berdoa
kepada Allah untuk mengembalikan Zulaikha’ menjadi muda, cantik, dan
dapat melihat. Mereka pun menikah, dan Nabi Yusuf mendapati Zulaikha’
dalam keadaan perawan, karena suaminya dahulu impoten.
Mereka hidup bahagia dan melahirkan dua orang putra. Nabi Yusuf
sangat mencintai istrinya tersebut, namun, ketika istrinya sudah
merasakan cinta Allah, dia pun melupakan segala sesuatu, hanya Allah
yang ada dalam hatinya. Kisah ini diriwayatkan oleh Imam al-Qurthubi
dari Wahab bin Munabbih.
Walau Imam al-Qurthubi tidak mengomentari keisra’iliyatan kisah ini, muhaqqiq tafsirnya, Dr. Muhammad Ibrahim al-Hifnawi dan Dr. Muhmud Hamid Utsman menjelaskan bahwa kisah ini sama sekali tidak benar.
Dalam riwayat yang lain, Imam as-Suyuthi meriwayatkan dari Zaid bin
Aslam bahwa Nabi Yusuf menikahi mantan istri al-Aziz dalam keadaan
perawan, karena suaminya (al-Aziz) impoten.
Dari penjelasan di atas, keterangan menikahnya Nabi Yusuf dengan
mantan istri al-Aziz didapati setidaknya dari empat orang: Muhammad bin
Ishaq, Wahhab bin Munabbih, Fudhail bin `Iyadh, dan Zaid bin Aslam.
Selain diantara mereka terkenal meriwayatkan riwayat-riwayat
isra’iliyat, seperti Wahab bin Munabbih dan Muhammad bin Ishaq, keempat
perawi a`la ini adalah tabi’in, kecuali Fudhail bin `Iyadh,
beliau adalah tabi’ tabi’in. Dalam meriwayatkan kisah di atas, mereka
tidak menisbahkannya kepada sahabat nabi atau kepada Nabi Muhammad, tapi
mereka nisbahkan kepada diri mereka sendiri. Ini berarti riwayatnya
terputus.
Untuk menilai riwayat-riwayat di atas, setidaknya penulis
menggunakan tiga penilaian: penilaian ulama hadis, ulama tafsir, dan
ulama tarikh (sejarah). Ulama hadis sepakat, riwayat seperti ini dinilai
lemah dan tidak dapat dijadikan hujjah sama sekali. Sebaliknya,
ulama tarikh menerima riwayat seperti ini, karena standar periwayatan
sejarah (yang tidak ada kaitannya dengan agama) tidak seketat standar
periwayatan hadis, yang berkaitan dengan agama.
Sedangkan ulama tafsir berbeda pendapat dalam menerima atau menolak
riwayat seperti ini. Keterangan ini, setidaknya dilihat dari dua sisi. Pertama,
riwayat-riwayat yang berasal dari tabi’in. Menurut sebagian mufassir,
jika riwayatnya shahih, walau berasal dari tabi’in, maka hal ini dapat
digolongkan dalam tafsir bil ma’tsur. Namun, ulama tafsir yang lain berpendapat bahwa ungkapan tabi’in tidak terhitung dalam tafsir bil ma’tsur, tapi tergolong dalam tafsir bir ra’yi, jadi boleh diterima boleh tidak karena hanya sebatas pendapat tabi’in saja. Sisi yang kedua
kembali pada hukum periwayatan isra’iliyat di atas. Jika diteliti,
riwayat-riwayat di atas tidak bertentangan dengan Alquran, hadis,
akidah, atau merusak ibadah, karena hanya berkaitan dengan penamaan
istri al-Aziz dan status nikah atau tidaknya antara Nabi Yusuf dengan
mantan istri al-Aziz. Yakin atau tidaknya seseorang akan hal itu tidak
sampai merusak akidahnya. Selain itu, riwayat-riwayat ini juga tidak
didukung oleh Alquran dan hadis-hadis baginda Muhammad Saw. Sebagaimana
telah dijelaskan, hukum meriwayatkan riwayat seperti ini tidak menjadi
masalah, atau boleh, walaupun tidak menjelaskan status
keisra’iliyatannya. Jadi wajar ketika ulama tafsir memasukkan riwayat
seperti ini dalam tafsir mereka, dan mereka tidak menjelaskan statusnya.
Semoga bisa memberikan pencerahan ya…
http://seberkascahyarembulan.wordpress.com/2013/02/23/menyingkap-kebenaran-kisah-cinta-zulaikha-dan-nabi-yusuf-as-kajian-tingkat-lanjut-tafsir-surat-yusuf/
[24]
Shahih Muslim 3/1397.
Sekilas Tentang Muhammad bin Ishaq (Ibnu Ishaq) serta Riwayat yang Ia Bawakan dalam Hadits dan Sirah
Muhammad bin Ishaq atau lebih
dikenal dengan nama Ibnu Ishaq (wafat tahun 151 H) merupakan salah satu murid
dari Az-Zuhri. Selain penulis kitab Sirah, ia pun dikenal sebagai penulis kitab
Maghazi (kisah-kisah peperangan).
Kitab Sirah yang ditulis oleh
Ibnu Ishaq yang sampai pada kita adalah berjudul Sirah Ibnu Hisyam yang merupakan mukhtashar/ringkasan dari Sirah Ibnu Ishaq.
Menurut para ulama muhaqqiq,
riwayat-riwayat yang ada dalam kitab Sirah Ibnu Ishaq, berisi hadits-hadits
hasan yang bercampur dengan hadits-hadits dla’if. Riwayat-riwayat yang ia
bawakan tidaklah sampai pada derajat shahih, namun hanya sampai pada derajat
hasan saja dengan syarat ia menyatakan secara terang (sharih) penyimakan
haditsnya [1]
karena ia seorang perawi mudallis.
Ibnu ‘Ady berkata :
وقد فتشت أحاديثه فلم أجد في
أحاديثيه ما يتهيأ أن يقطع عليه بالضعف، وربما أخطأ أو يهم، كما يخطيء غيره، ولم
يتخلف في الرواية عنه الثقات والأئمة وهو لا بأس به
”Saya telah meneliti
hadits-haditsnya, dan saya tidak melihat ada hadits-hadits yang pasti kedla’ifannya.
Terkadang ia melakukan kesalahan, sebagaimana yang juga dilakukan oleh orang
lain; selama tidak ada penyelisihan riwayat darinya dari kalangan perawi yang
terpercaya dan para imam, maka riwayatnya tidak masalah (dapat diterima)”.
Hal ini adalah kesaksian yang
sangat penting. Bukan karena kedudukan dan sikap keras Ibnu ‘Ady dalam pen-tausiq-an ini saja, tetapi hal itu berdasarkan pada proses pengujian
riwayat. Bukan sekedar penukilan perkataan para ahli naqd sebelumnya yang menuduh Ibnu Ishaq seputar masalah qadar
(yaitu fitnah Qadariyyah), tasyayu’ (kecenderungan
pada pemikiran Syi’ah), tadlis,[2]
dan tashhif (salah tulis). Hal itu
sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Yahya bin Sa’id Al-Umawi :
ابن إسحاق يصحف في الأسماء
لأنه إنما أخذها من الديوان
”Ibnu Ishaq sering melakukan tahshhif (kesalahan dalam penulisan)
tentang nama-nama karena ia mengambilnya dari kitab-kitab diwan”. [3]
Bahkan ia pernah dituduh
melakukan kebohongan terhadap sebuah riwayat dari Fathimah istri Hisyam bin
‘Urwah bin Zubair. Akan tetapi, tuduhan tersebut tidak terbukti. Beberapa imam yang menyanggah kecurigaan yang
dilontarkan oleh para kritikus tersebut terhadap Ibnu Ishaq, diantaranya adalah
Al-Imam Ahmad bin Hanbal. Al-Hafidh Adz-Dzahabi berkata :
لا ريب أن ابن إسحق كثَّر
وطوَّل بأنساب مستوفاة، اختصارها أملح، وبأشعار غير طائلة حذفها أرجح، وبأثار لم
تصحح، مع أنه فاته شيء كثير من الصحيح لم يكن عنده، فكتابه محتاج إلى تنقيح وتصحيح
ورواية ما فاته
”Tidak ragu lagi bahwa Ibnu
Ishaq itu sering memperbanyak dan memperpanjang silsilah-silsilah nasab para
perawi yang sebenarnya tidak perlu, menyisipkan syair-syair pendek yang
seharusnya dibuang, dan menyebutkan atsar-atsar yang tidak shahih. Namun di
sisi lain, ia melewatkan banyak hal dari riwayat-riwayat shahih yang tidak ada
padanya. Jadi, kitabnya perlu diteliti kembali, dan riwayat-riwayatnya harus
di-tashhih lagi”.[4]
Beliau berkata lagi :
ابن إسحق حجة في المغازي وله
مناكير وعجائب
”Ibnu Ishaq adalah hujjah
bagi karya Maghazi. Akan tetapi ia punya
kelebihan dan kekurangan”.[5]
Al-Hafidh Adz-Dzahabi telah
berusaha keras untuk menerangkan tingkatan hadits Ibnu Ishaq. Ia pun mengatakan
:
وله ارتفاع بحسبه، ولا سيما
في السيرة، وإما في أحاديث الأحكام فينحط حديثه فيها عن رتبة الصحة، إلا فيما شذّ
فيه فإنه يعد منكرا
”Hadits-haditsnya tentang
sirah cukup bagus. Sementara hadits-haditsnya tentang hukum berada di bawah
tingkatan hadits shahih. Kecuali hadits yang terdapat keganjilan (syadz) di dalamnya, maka ia dihitung
sebagai hadits munkar”.[6]
Al-Hafidh Al-‘Iraqi
mengatakan :
المشهور قبول حديث ابن إسحق
إلا أنه مدلس فإذا صرّح بالتحديث كان حديثه مقبولا
”Menurut pendapat yang masyhur
bahwa hadits riwayat Ibnu Ishaq dapat diterima, meskipun ia seorang perawi yang
mudallis. Apabila telah ada penegasan
yang jelas (tentang penyimakannya), maka haditsnya dapat diterima”.[7]
Al-Hafidh Adz-Dzahabi
mengatakan :
والذي يظهر لي أن ابن إسحق
حسن الحديث صالح الحال صدوق، وما تفرّد ففيه نكارة، فإن في حفظه شيئا، وقد احتج به
الأئمة
”Dan yang jelas menurut saya,
Ibnu Ishaq adalah hasanul-hadits, perilakunya
baik, dan jujur (shaduq). Dan apa-apa
yang ia bersendirian (dalam meriwayatkan hadits), maka terdapat pengingkaran di
dalamnya. Meskipun ada sedikit masalah dalam hafalannya, namun para ulama
menjadikannya sebagai hujjah”.[8]
Adz-Dzahabi juga mengatakan :
كان أحد أوعية العلم حبرا في
معرفة المغازي والسيرة، وليس بذلك المتقن، فانحط حديثه عن رتبة الصحة، وهو صدوق في
نفسه مرضي
”Ibnu Ishaq adalah salah seorang
yang sangat menguasai riwayat-riwayat tentang peperangan-peperangan dan sirah.
Sayang ia tidak mutqin (teliti)
sehingga peringkat haditsnya di bawah tingkat shahih. Ia adalah orang yang
sangat jujur terhadap dirinya sendiri dan disukai”.[9]
Al-Hafidh Ibnu Hajar
mengatakan :
ما ينفرد به وإن لم يبلغ
الصحيح فهو في درجة الحسن إذا صرح بالتحديث....وإنما يصحح له من لا يفرق بين
الصحيح والحسن، ويجعل كل ما يصلح للحجة صحيحا، وهذه طريقة ابن حبان ومن ذكر معه
”Selama ia tidak bersendirian
(dalam meriwayatkan hadits), meskipun tidak sampai pada derajat hadits shahih,
namun merupakan hadits yang berderajat hasan dengan syarat ada penegasan
penyimakan haditsnya........ Dan yang menganggap shahih haditsnya hanyalah
orang yang tidak bisa membedakan antara hadits shahih dan hadits hasan, dan orang
yang menganggap semua hal yang baik untuk hujjah disebut hadits shahih. Itulah
anggapan Ibnu Hibban dan kawan-kawannya”.[10]
Ini tidak berarti menguatkan semua
riwayatnya yang terdapat dalam kitabnya tentang sirah. Ada beberapa riwayat di
dalamnya riwayat-riwayat munkar dan
munqathi’. Al-Hafidh Adz-Dzahabi berkata :
صالح الحديث ما له عندي ذنب
إلا ما قد حشاه في السيرة من الأشياء المنكرة والمنقطعة
”Shaalihul-hadiits. Tidak ada padanya satu cacat menurutku, kecuali
apa-apa yang telah ia masukkan dalam sirah riwayat-riwayat munkar dan munqathi’ .[11]
Al-Hafidh Ibnu Hajar telah
berhasil men-takhrij hadits-hadits
munqathi’ dalam Sirah Ibnu Hisyam
pada sebuah catatan tersendiri. Sayang sekali, catatan itu hilang.[12]
Para perawi sirah yang biasa
meriwayatkan dari Ibnu Ishaq adalah :
a.
Ziyad bin Abdillah
Al-Baka’i.
Ibnu Hisyam meriwayatkan dari
jalur sanadnya.
b.
Bakr bin Sulaiman.
Khalifah bin Khayyath
meriwayatkan dari jalur sanadnya dalam kitabnya At-Tarikh.
c.
Salmah bin Al-Fadhl
Al-Abrasy.
Mengomentari Ath-Thabari berkomentar
tentangnya :
ليس من لدن بغداد إلى إن يبلغ خراسان إثبت في ابن إسحق من سلمة بن الفضل
”Mulai dari Baghdad hingga
ujung Khurasan, tidak ada orang yang paling memahami Ibnu Ishaq dengan baik
selain Salmah bin Al-Fadhl”.[13]
d.
Yunus bin Bakir (wafat tahun
195 H).
Menurut Ibnu Hajar, ia adalah
seorang perawi yang jujur (shaduuq),
tetapi sering melakukan kesalahan.[14]
Menurut Adz-Dzahabi, Yunus adalah orang yang hasan haditsnya (hasanul-hadits). Imam Muslim
mengetengahkan riwayat-riwayatnya dalam syawaahid,
bukan dalam ushul. Demikian pula yang
dilakukan oleh Al-Bukhari.[15] Sementara itu, secara tegas Abu Dawud
As-Sijistani mengatakan bahwa Yunus bin Bakir bukanlah hujjah. Ia hanya
mengambil ucapan Ibnu Ishaq, yang kemudian ia sambungkan begitu saja dengan
hadits-hadits.[16]
e.
Ibrahim bin Sa’d Az-Zuhri
(wafat tahun 185 H).
Ahmad bin Muhammad bin Ayyub
– pengarang kitab Al-Maghaaziy -
meriwayatkan dari jalur sanadnya. Dan itu adalah riwayat yang biasa dijadikan
perantara oleh Al-Hakim An-Naisabury untuk mengutip dalam Al-Mustadrak.[17]
f.
Harun bin Abi ‘Isa, yang
riwayatnya dijadikan pegangan oleh Ibnu Sa’ad.
g.
Abdullah bin Idris Al-Audi.
Ibnu Sa’ad juga biasa
meriwayatkan darinya.
h.
Yahya bin Sa’ad Al-Umawi,
yang berhasil menulis kitab tentang Maghazi
setelah banyak mendengar dari Ibnu Ishaq, dan ia juga memberikan
keterangan-keterangan tambahan.[18]
Terdapat beberapa perbedaan
di antara riwayat-riwayat tentang sirah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
Ibnu Ishaq selama beberapa waktu pernah melakukan pembetulan atau perbaikan
pada kitab sirahnya.
Nampak jelas bahwa riwayat
Yunus bin Bakir adalah riwayat yang paling dahulu, dan bahwa Al-Baka’i membawa
naskah yang pernah dibetulkan dan diperbaiki oleh Ibnu Ishaq. Sebagai contoh,
adanya perbedaan riwayat tersebut bahwa dalam riwayat Al-Baka’i, Ibnu Ishaq
menyebutkan nama Abdullah bin Mas’ud dalam rombongan hijrah ke Habasyah yang
kedua.[19]
Sementara dalam riwayat Yunus bin Bakir, nama Abdullan bin Mas’ud disebut-sebut
dalam rombongan ke Habasyah yang pertama.[20]
Contoh lain, disebutkan dalam
riwayat Al-Baka’i bahwa Ja’far bin Abi Thalib adalah orang yang berbicara
kepada An-Najasyi atas nama kaum muslimin. Akan tetapi dalam riwayat Yunus bin
Bakir disebutkan bahwa ‘Utsman bin ‘Affan lah yang berbicara kepada An-Najasyi,
sementara Ja’far bin Abi Thalib hanya sebagai penerjemah saja. Akan tetapi,
Ibnu Ishaq tetap mengomentari riwayat ini dengan berbagai alasan dalam rangka menafikkan
kebenarannya.[21]
Contoh yang lain lagi, adalah
apa yang dituturkan sendiri oleh Ibnu Ishaq dalam riwayat Yunus bin Bakir bahwa
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam ketika
rajin mengirimi surat kepada para penguasa di muka bumi, beliau juga tidak
ketinggalan mengirimkan sepucuk surat kepada An-Najasyi Al-Ashham yang berisi
ajakan agar ia bersedia masuk Islam.[22]
Sementara dalam riwayat Al-Baka’i, tidak
disinggung-singgung nama Al-Ashham.[23]
Hal itu membuktikan bahwa Ibnu Ishaq telah mengadakan perbaikan atau pembetulan
pada sirahnya. Disebabkan pada saat itu An-Najasyi Al-Ashham sudah masuk Islam.
Jadi surat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam tadi pasti ditujukan kepada
An-Najasyi generasi yang berikutnya, seperti yang ditegaskan oleh Al-Imam
Muslim.[24]
Kesimpulannya : Ibnu Ishaq adalah perawi mudallis yang kedudukannya tidak sampai
pada tingkat shahih. Haditsnya diterima dan berkedudukan pada tingkatan hadits
hasan jika ia tidak bersendirian dan menegaskan tentang penyimakannya terhadap
hadits yang ia terima.
Wallaahu a’lam.
[1] Yaitu dengan perkataan tegas yang menunjukkan kebersambungan
sanad : haddatsanaa (telah
menceritakan kepada kami), akhbaranaa (telah
mengkhabarkan kepada kami), dan yang sejenisnya.
[2] Siyaru A’laamin-Nubalaa’ 7/139.
[3] Tashhiifaatul-Muhadditsiin oleh ‘Askariy
1/26.
[4] Idem, 6/116
[5] Al-‘Ulluw lil-’Aliyyil-Ghaffar hal. 39
[6] Siyaru A’lamin-Nubalaa’ 7/141
[7] Tharhut-Tatsrib Syarah At-Taqrib oleh
Al-‘Iraqi, 8/72
[8] Mizaanul-I’tidal oleh Adz-Dzahabi, 3/475
[9] Tadzkiratul-Huffadh oleh Adz-Dzahabi,
1/173
[11] Mizaanul-I’tidal oleh Adz-Dzahabi 11/469
[13] Tahdzibut-Tahdzib oleh Ibnu Hajar 4/154
[14] Tahdzibut-Tahdzib 2/384 dan Siyaru A’lamin-Nubalaa’ 9/340
[17] Al-Mustadrak oleh
Al-Hakim 3/128
[18] Tarikh Baghdad oleh
Al-Khathib 14/133
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/12/sekilas-tentang-muhammad-bin-ishaq-ibnu.html
WAHB BIN MUNABIH AL YAMANI
Wahhab bin Munabbih bin Kamil Al-Yamani Ash-Shan’ani, adalah seorang Tabi’i yang tsiqah. Riwayat Hidupnya disebutkan dalam Tahdzibut Tahdzib II : 166 dan Hilyatul Auliya IV : 23
WAHB BIN MUNABIH AL YAMANI
NASABNYA
Beliau
adalah Wahb bin Munabbih bin Kamil bin Siyaj Al Aswar Al Imam . Abu
Abdullah Al Abnawy Yamani , Adz Dzimary As Shan'any , saudara Hamam bin
Munabbih dan Muaqqal bin Munabbih dan Ghilan bin Munabbih .
Beliau di
lahirkan pada masa pemerintahan Usman bin Affan r.a tahun 34 Hijriah .
Beliau bertemu dengan para sahabat Nabi SAW di antaranya adalah : Ibnu
Abbas , Abu Hurairah , Abu Sa'id , Nu'man bin Basyir, Jabir , Ibnu Umar
, Abdullah bin Amr bin Ash , Thawus dan beberapa tabi'in yang lain .
Riwayatnya
dalam musnad itu sedikit , hanyasanya kecenderungan ilmunya (
penguasaan ) pada cerita Isra'iliyat dan mushaf mushaf ahli kitab .
Imam
Ahmad mengatakan adalah Wahb dari keturunan Persi , dan baginya
kemulyaan . 'Ajalany berkata : " Beliau seorang tabi'in yang tsiqaah ,
ia adalah seorang qadhi ( hakim ) di Shan'a " .
Abu Zar'ah dan Nasa'i mengatakan : " tsiqaah " .
Beliau
adalah seorang tabi'in yang mulia . Ia mengetahui kitab kitab sebelum
Al Qur'an turun . Beliau adalah orang yang shaleh , banyak hukum dan
nasehat nasehat yang diambil dari beliau .
KEHIDUPANNYA
Dari
Ja'far bin Sulaiman , dari Abdus Shamad bin Muaqqal berkata : " Saya
menemani paman saya Wahb beberapa bulan ,beliau shalat subuh dengan
wudhu sholat isya' " .
Berkata Salim bin Ma'mun Al Khawash dari
Muslim Az Zanjy berkata : " Wahb bin Munabbih selama 40 tahun , tidak
tidur diatas kasur dan selama 20 tahun tidak menjadikan shalat isya' dan
shubuh kecuali hanya satu kali wudhu " .
Beliau pernah mengatakan ( Wahab bin Munabbih ) :
"
Perumpamaan orang yang belajar ilmu tetapi tidak beramal dengannya ,
seperti seorang dokter yang mempunyai obat tetapi tidak berobat
dengannya ( obat itu ) " .
Dari Munir Maula Fadl bin Abi 'Iyasy
berkata : " Saya duduk bersama Wahb bin mUnabih , tiba tiba seorang laki
laki datang menghampiri beliau seraya berkata : " Saya melewati
seseorang yang mencacimu , maka beliaumarah danberkata : " Apakah syetan
tidak mendapatkan utusan selainmu ? kemudian saya tetap di sisinya
sampai orang yang mencacinya datang kepadanya , kemudian ia salam Wahb
dan beliaupun menjawab salamnya , beliau mengulurkan tanganya dan
menjabatnya , lalu mendudukan di sampingnya " .
Wahb berkata : "
Dawud As berkata : " Ya Alah ! siapa saja orang fakir yang meminta
kepada orang yang kaya , lalu dia pura pura tuli , maka saya meminta
kepadaMu , jika dia berdo'a kepadaMu maka janganlah Engkau kabulkan ,
dan jika dia meminta kepadaMu maka janganlah Engkau beri dia " .
Abdul
Mun'in bin Idris meriwayatkan dari bapaknya dari Wahb berkata : "
Luqman berkata kepada anaknya : " Sesungguhnya perumpamaan orang yang
berdzikir dan orang yang lalai bagaikan cahaya dan kegelapan " .
Beliau
berkata : " Saya membaca dalam Taurat 4 baris berturut turut : " Barang
siapa yang membaca Kitab Allah dan menyangka Dia tidak mengampuninya ,
maka dia termasuk orang yang beristihza' dengan ayat ayat Alah , dan
barang siapa yang mengeluh dengan musibah yang menimpanya , maka ia
mengeluh kepada Alah Ta'ala , barang siapa yang menyesal atas sesuatu
yang hilang darinya ; dari dunia maka ia membenci ketentuan Allah , dan
barang siapa yang tunduk kepada kekayaan , maka sepertiga agamanya akan
pergi " .
Beliau berkata : " Saya membaca dalam Taurat : " Rumah apa
saja yang di bangun dengan kekuatan orang yang lemah , maka kesudahanya
akan roboh , dan harta yang di kumpulkannya dari barang yang haram ,
maka kefakiran akan cepat datang kepada keluarganya " .
Abdulah
bin Mubarak berkata : " Telah berkata kepada kami Muammar dari Muhammad
bin Umar berkata :" Saya mendengar Wahb berkata : " Saya mendapatkan di
sebagian kitab : Allah Azza Wajalla berfirman : " Apabila hambaKu
mentaatiKu , maka aklan Aku kabulkan do'anya sebelum dia berdo'a , dan
Saya akan memberinya sebelum dia meminta , dan jika hambaKu mentaatiKu
sekalipun penduduk bumi dan langit berbuat jahat kepadana , maka akan
Aku berikan kepadanya jalan keluar . Dan jika hambaKu bermaksiat
kepadaKu , maka akan Aku potong tanganya dari pintu pintu langit (
do'anya ) dan Aku jadikan di udara , dan jika salah satu makhluqKu
menginginkan sesuatu darinya , maka tidak ada yang menghalanginya " .
Berkata
Utsman bin Abi Syaibah ; " Telah berkata kepada kami Muhammad bin
Imaran bin Abi Laila , telah berkata kepada kami Shilah bin Ashim Al
Murady dari bapaknya dari Wahb berkata : " Tatkala Adam As di turunkan
dari Janah , Ia merasa kesepian karena merasa kehilangan suara Malaikat ,
maka Jibril As turun kepadanya dan berkata : " Wahai Adam ! Apakah kamu
mau saya ajari sesuatu yangh bermanfaat di dunia dan di akherat ? Adam
berkata : " Ya . Jibril As berkata : Katakanlah " Ya Alah !
Sempurnakanlah nikmatMu kepadaku hingga hidup saya berkecukupan , Ya
Alah ! wafatkanlah saya dalam keadaan yang baik hingga dosaku tidak
membahayakanku , Ya Allah ! selamatkanlah saya dari fitnah dunia dan
setiap goncangan di hari kiamat hingga Engkau memasukanku kedalam janah
dalam keadaan sehat " .
Imam Ahmad berkata : telah berkata kepada
kami Hajaj dan Abu Nashr keduanya berkata : " Telah berkata kepada kami
Muhammad bin Thalhah dari Muhammad bin Jahadah dari Wahb dia berkata : "
Barang siapa yang beribadah maka akan bertambah kuat , dan barang siapa
yang malas akan bertambah rasa malasnya " .
Berkata selainnya : "
Sesungguhnya beribadah itu akan mendisiplinkan badan dan melunakkannya ,
dan sesungguhnya tidur akan membuat badan malas dan mengeraskanya "
Berkata
Atha' Al Khurasany : " Qiyamul lail adalah kehidupan bagi badan dan
cahaya bagi hati dan wajah , kekuatan di mata dan anggota badan ,
sesungguhnya seseorang jika qiyamul lail , akan gembira di pagi harinya ,
dan jika etinggalan qiyamul lail , maka akan sedih di pagi harinya ,
seakan akan dia kehilangan sesuatu dan telah hilang baginya sesuatu yang
bermanfaat " .
Telah berkata kepada ami Isma'il bin Abdull Karim
, telah berkata kepada kami Abdus Shamad , sesungguhnya ia mendengar
Wahb di atas mimbar : " Hafalkanlah dariku tiga perkara ! Janganlah kamu
menuruti hawa nafsu dan teman yang jahat serta ta'ajubnya seseorang
kepada dirinya sendiri ".
Imam Ahmad berkata lagi : " Telah
berkata kepada kami Ibrahim bin ' Uqail , telah berkata kepada kami
'Imram bin Hudzail dari Wahb bin Munabbih dia berkata : " Tidaklah
seseorang dari anak Adam As kecuali ada syetan yang diutus kepadanya ,
maka orang kafir makan dan minum bersamanya , dan orang mukmin ia
menjauhinya , kemudian menunggu kapan ia akan lalai , kemudian anak Adam
As yang paling di senangi syetan adalah tukang tidur dan makan " .
Berkata
Muhammad bin Ghalib , telah berkata kepada kami Abu Mu'tamar bin Abi
Basyar bin Manshur dari Dawud bin Abi Hindun dari Wahb dia berkata : "
Saya telah membaca dalam kitab kitab yang di turunkan dari langit kepada
para Nabi : " Sesungguhnya Allah Ta'ala berKata kepada Ibrahim
Khalilulah : " Apakah kamu tahu kenapa Aku menjadikanmu kekasihKu ? Nabi
Ibrahim As menjawab : " Tidak ". Allah berfirman : " Untuk meninggikan
derajat kedudukanmu di SisiKu dengan sholat ".
Berkata Ishaq bin
Rahawaih : Telah berkata kepada kami Abdul Malik bin Muhammad Ad Dimary
dia berkata : telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin sa'id bin Zamanah ,
dia berkata : telah mengabarkan kepada bapakku , dia berkata : di
katakan kepada Wahb : " Bukankah kunci janah itu Laa Ilaha Ilallah , dia
menjawab : " Ya ", akan tetapi tidaklah di katakan kunci kecuali ada
geriginya , maka barang siapa membuka pintu dengan kunci yang bergerigi ,
terbukalah pintu itu . Dan barang siapa yang datang membuka pintu tanpa
kunci yang bergerigi , maka tidak akan terbuka pintu itu ".
Wahb bin Munabbih berkata :" Pokok seluruh kenikmatan itu ada 3 :
1. Nikmat Islam yang tidak sempurna ni'mat kecuali dengannya
2. Ni'mat sehat yang hidup tidak akan baik kecuali dengannya
3. Ni'mat kaya yang tidak sempurna kecuali dengannya ".
Berkata
Haitsam bin amil : telah berkata kepada kami Shaleh Al Mary dari Aban ,
dari Wahb dia berkata : " Saya membaca dalam suatu kitab : " Kufur itu
ada 4 rukun ; salah satu rukunya adalah kemarahan , kemudian syahwat ,
kemudian tama' , kemudian rukun yang terakhir adalah ketakutan " .
Diriwayatkan
dari Abi Dunya , sesungguhnya Wahb berkata : " Ada 3 hal yang jika ada
pada diri seseorang maka akan mendapat kebaikan ; tiga hal itu adalah
berlapang dada , sabar terhadap celaan , dan berbicara yang baik " .
Beliau
mengatakan : " Iman itu pakaian , sedangkan bajunya adalah taqwa dan
hiasannya adalah malu , sedangkan hartanya adalah faqih ( pemahaman ) .
"
jika ada orang yang memujimu , apa yang tidak ada pada dirimu , maka
janganlah kamu mempercayainya jika dia tidak mencelamu apa yang tidak
ada pada dirimu ".
WAFATNYA
Berkata Walid Abdur
Razzaq dan Abdus Shamad bin Muaqqal dan Mu'awiyah bin Shaleh : " Wahb
bin Munabbih meninggal pada tahun 114 Hijriah , bulan Muharram . Ada
yang mengatakan pada bulan Dzulhijjah tahun ke 113 Hijriyyah di San'a ,
kuburnya berada di seda Asham sebelah barat Bashra " . Imam Ibnu Katsir
tidak mendapatkan kepastian tentang wafatnya .
Wallahu A'lam .
REFERENSI
1.
Al Bidayah wa Nihayah Imam Hafidz 'Imadudin Abi Fida Ismail bin Katsir
Al Qurayyi Ad Dimasyqyi , jilid : 9 , Maktabah As Shafa
2. Siyaru 'Alam Nubala' , Imam Syamsudin Muhammad bin Ahmad bin Utsman Ad Dzahaby jilid : 5 , Darul Fikr
http://pojokarena.blogspot.com/2011/01/wahb-bin-munabih-al-yamani-nasabnya.html
Langganan:
Postingan (Atom)